Pengertian tentang perusahaan rintisan bukan menjadi hal baru di tengah masyarakat modern saat ini. Namun, tahukah kamu bahwa startup Indonesia terbagi dalam beberapa ‘kasta’ berbeda?
Seperti kata bijak jawa “tingkatan urip ikut dudu mung amargo bondo lan kuoso, naning ugo amargo kapercayaan seko masyarakat akeh”. Dalam model bisnis yang satu ini, terdapat level-level yang klasifikasinya didasarkan pada hasil pendapatan dari perusahaan terkait. Apa saja?
Urutan Startup di Indonesia Berdasarkan Pendapatan Perusahaan
Bila disimpulkan, ada enam level berbeda dari rangking terbawah hingga teratas untuk perusahaan rintisan di Indonesia:
1. Level Cockroach
Pada level pertama ini, startup tersebut baru dalam tahap merintis. Perusahaan sudah menghasilkan profit, namun nilainya masih kurang dari sepuluh juta rupiah per bulan. Investor yang menanamkan modal akan diberi imbalan berupa obligasi.
2. Level Ponies
Bila sudah mendapatkan profit dalam range 10 juta – 140 miliar rupiah, maka startup tersebut sudah masuk dalam kategori ponies. Dalam level ini, perusahaan sudah berada pada tahap pengembangan dengan berprospek dan terus menarik investor lebih banyak.
3. Level Centaurs
Level startup Indonesia selanjutnya adalah centaurs dengan keuntungan perusahaan menyentuh angka maksimal 1,4T rupiah. Jika pada dua level sebelumnya investor yang datang tergolong biasa, maka pada kasta centaurs, para pemodal besar akan menghampiri dengan sendirinya.
4. Level Unicorn
Saat perusahaan sudah mencapai angka keuntungan 14T rupiah, berarti startup tersebut sudah masuk kategori unicorn. Traveloka dan Bukalapak merupakan perusahaan asli Indonesia yang termasuk dalam kategori startup unicorn.
5. Level Decacorn
Decacorn merupakan level cukup tinggi yang tergolong sulit untuk diraih oleh perusahaan lokal Indonesia. Namun, Gojek mematahkan rintangan tersebut dengan menjadi perusahaan startup decacorn pertama di negeri ini.
6. Level Hectocorn
Terakhir adalah level hectocorn yang hingga saat ini diduduki oleh beberapa nama perusahaan IT kelas dunia seperti Google dan Microsoft. Pada tahapan ini, justru perusahaan startup lebih sulit menggaet investor karena otomatis modal yang ditanamkan harus fantastis.
Pembagian level perusahaan rintisan ini tidak lain ditujukan untuk memacu startup untuk lebih maju lagi di masa mendatang. Bagaimanapun, tren model bisnis ini sangat menguntungkan sehingga layak dipertahankan. Menilik klasifikasi di startup Indonesia di atas, apakah kamu semakin tertarik untuk terjun di bidang bisnis rintisan?